Anak Bebas Penyakit saat Musim Hujan? Begini Caranya..
ADA banyak penyakit yang bisa terjadi pada anak saat musim penghujan
datang, sebut saja batuk pilek, diare, demam tifoid, leptospirosis,
infeksi pada kulit dan sebagainya.
Terdapat beberapa penelitian
yang mengaitkan berkurangnya paparan sinar matahari pada musim hujan
dengan rendahnya kadar vitamin D, sehingga memengaruhi kualitas daya
tahan tubuh manusia termasuk anak.
Untuk itu, orangtua harus lebih waspada agar penyakit-penyakit tersebut tidak terjadi pada anak.
Menurut dr. Tb. Ferdi Fadilah SpA, M.Kes ada tiga faktor yang
mengakitbatkan berbagai penyakit tersebut terjadi pada setiap individu,
yaitu faktor pejamu (host) atau semua faktor yang terdapat pada diri
manusia yang dapat memengaruhi timbulnya serta perjalanan penyakit. Lalu
faktor lingkungan, termasuk di dalamnya masalah kebersihan lingkungan,
sumber air, limbah dan lain-lainnya. Terakhir adalah faktor agen-agen
penyebab penyakit tersebut seperti bakteri, virus, kuman dan parasit
yang bisa menimbulkan penyakit.
Lalu bagaimana agar hal tersebut tidak terjadi pada anak? Berikut pemaparannya, sebagaimana dilansir Mom & Kiddie.
- Orangtua harus menjaga kebutuhan dan kecukupan makan anak. Artinya
usahakan anak tetap makan makanan yang bergizi, bernutrisi dan makan
secara teratur. Tujuannya supaya daya tahan tubuh anak tetap baik, dan
menjaga metabolisme tubuh anak.
- Untuk bayi-bayi yang masih
mengonsumsi bubur saring, jika kondisi dan situasinya tidak memungkinkan
untuk membuat bubur saring secara higienis, atau kesulitan dalam
mendapatkan bahan untuk membuat bubur saringnya, maka bisa digantikan
dengan bubur instan.
- Usahakan orangtua tetap memrioritaskan
pemberian ASI eksklusif pada bayi. Jika benar-benar tidak memungkinkan
memberikan ASI, maka orangtua bisa mengantikannya dengan ASI donor dan
tidak menggampangkan dengan memberikan susu formula. Dalam keadaan
bencana pemberian bantuan susu formula harus dikoordinasikan dengan
Dinas Kesehatan setempat, tidak boleh langsung disalurkan kepada para
pengungsi. Hal ini mengacu juga kepada rekomendasi IDAI tahun 2014
tentang bagaimana pertolongan pada anak saat bencana.
- Jagalah
kebersihan tubuh anak, yaitu dengan memandikan anak hingga bersih
dengan air bersih dan jangan lupa menggosok gigi anak.
- Usahakanlah selalu menggunakan air bersih untuk membersihkan tubuh anak, alat makan dan bagian rumah.
- Anak suka sekali bermain dan memegang berbagai hal yang ada
didekatnya, maka ketika anak hendak memegang makanan atau minuman,
cucilah tangan anak menggunakan sabun hingga bersih.
- Perhatikan pula kebersihan alat makan yang akan digunakan oleh anak, seperti piring atau mangkuk, sendok, garpu dan gelas.
- Untuk membantu pernapasan anak atau untuk membantu melegakan
pernapasan anak ketika mengalami peradangan saluran napas, maka dapat
menggunakan balsam yang mengandung minyak atsiri atau chamomile dan
menthol yang direkomendasikan oleh dokter pada tubuh anak.
-
Gunakanlah masker hidung dan mulut atau perlindungan pernapasan pada
anak, agar anak terhindar dari virus influenza yang berasal dari orang
di sekitarnya.
- Kebersihan lingkungan, utamanya tempat dimana
anak tinggal dan bermain harus tetap dijaga seperti kebersihan lantai
rumah, maupun tempat duduk.
- Hujan dan banjir membuat udara
menjadi lebih dingin dari biasanya, untuk itu sebaiknya orangtua
memakaikan anaknya dengan pakaian yang hangat. Pilihlah pakaian yang
benar-benar bersih agar anak tidak mengalami infeksi pada kulit.
- Jika anak mengalami diare, orangtua dapat memberikan cairan yang
cukup, serta oralit setiap kali anak buang air besar. Oralit bisa dibuat
sendiri dengan mencampurkan 2 sendok gula dan garam setengah sendok teh
dengan 200 cc air.
- Untuk anak yang mengalami demam tifoid,
maka harus diberikan antibiotik yang adekuat, dikarenakan demam tifoid
bisa timbul secara berulang atau mengalami kekambuhan.
(*)